Minggu, 26 Maret 2017

CANDI DUKUH – KABUPATEN SEMARANG


Candi Dukuh adalah candi yang terletak di daerah Jawa Tengah.[1] Tepatnya lokasi Candi Dukuh ini berada Desa Rowoboni,Kecamatan Banyubiru, Kabupaten Semarang .[2] Candi Dukuh ini dikenal juga sebagai Candi Brawijaya karena diduga pada zaman dahulu candi ini merupakan sebuah tempat yang digunakan Raja Majapahit yaitu Brawijaya untuk melakukan pertapaan.[2] Candi Dukuh ini merupakan hasil artefak dari reruntuhan sebuah candi Hindu di tepi Rawapening Ambarawa.[1] Menurut penduduk sekitar, candi ini adalah peninggalan Prabu Brawijaya V, Namun melihat artefaknya candi ini dibangun sekitar abad IX atau di zaman Kerajaan Mataram Kuno.[2] Menurut warga sekitar Candi, Candi ini pertamanya dulu ada beberapa buah arca yang cukup banyak yang berada di kawasan candi dukuh ini, akan tetapi sekarang arca-arca tersebut hilang oleh pihak yang tidak bertanggung jawab.[2] Pada saat ini keberadaan candi ini dibawah pengawasan Balai Pelestarian Peninggalan Purbakala (BP3) Jawa Tengah dan terdapat pos penjagaan beserta juru kunci yang bertugas memelihara candi dan juga memberi penjelasan kepada wisatawan atau pengunjung yang datang. (Sumber Dari Wikipedia)
Kalau dari Kota Semarang, kita menuju ke Ambarawa, sebelum sampai pusat Ambarawa ada petunjuk arah ke Banyubiru. Setelah sampai Banyubiru kita menuju ke arah Objek Wisata Bukit Cinta, nah dari lokasi ini maju terus kira-kita tidak sampai 1 km ada petunjuk arah seperti foto di bawah ini.


Dari Jaran raya ini kita masuk gang. Jarak lokasi dari jalan raya sekitar 500 meter saja melewati rumah penduduk.



Lalu kita masuk gapura dengan petunjuk arah seperti foto di bawah ini. Menju ke Lokasi jalannya masih tanah, lalu menaiki tangga dari batu bata, hampir sampai lokasi jalannya dari cor semen.

                         


Dari Gapura ke lokasi hanya 200 meter. Sekarang silahkan anda melihat foto-foto candi di bawah ini:






                            


Lokasinya bersih karena ada penjaga sekaligus juru kunci. Tapi saat saya kesana petugasnya belum datang. Mungkin saya datangnya terlalu pagi.
Ada Bebeberapa bagian candi yang sudah diganti dengan batu baru dan sangat disayangkan atapnya sudah tidak ada. Inilah ulah para pencuri. Semoga saja candinya bisa dilengkapi oleh pihak yang berwenang agar lebih cantik dan kelestariannya terus terjaga…semoga.
Setelah dari candi ini saya bersama istri sarapan di Nasi Pecel Mbak Tun yang terkenal dengan Nasi Pecel dengan Keong Sawah.
Rasanya manis, biasa kalau masakan Jawa Tengah yang serba manis. Tapi enak. Pecel tanpa nasi Rp 7.000 dan Keong Sawah Rp 5.000.



Salam,

Rusman

Kamis, 23 Maret 2017

TINJOMOYO
DULUNYA KEBUN BINATANG MENJADI HUTAN WISATA
Dahulu Tinjomoyo adalah sebuah kebun binatang kebanggan Kota Semarang, tetapi keadaan sekarang sudah berubah fungsi yaitu menjadi HUTAN WISATA.



Kebetulan rumah saya masih satu kelurahan dengan Tinjomoyo, yaitu kelurahan Sukorejo - Kec. Gunungpati – Semarang. Malu kalau rumahnya dekat tetapi tidak pernah mengunjunginya. Terkadang kita ini aneh,  kita sering plesiran ke luar kota dan membanggakan obyek wisata luar daerah tetapi yang ada didaerah kita sendiri malah terlupakan, bahkan tidak tahu sama sekali. Mudah-mudahan dengan tulisan ini kita peduli dan bangga dengan apa yang dimiliki oleh daerah kita. Dan kenapa harus jauh-jauh piknik kalau di dekat kita ada tempat wisata….selain dekat hemat biaya pula.
Kita bisa lewat dari PLN Jatingaleh atau Jembatan Besi Sampangan. Lokasinya tepat di depan Universitas Katolik Soegijapranata – Semarang. Yaitu Jl. Pawiyatan Luhur lalu cari Jl. Tinjomoyo. Foto di bawah adalah jalan masuk ke Tinjomoyo.


Dari situ masuk sekitar 500 meter jalannya menurun. Sebelum masuk lokasi ada jembatan yang lebar.


Dan tentunya sungainya juga lebar dan  cukup menawan dengan air yang bening dan batu-batunya, menambah indahnya panorama tempat ini.
Tetapi hati-hati jangan berfoto-foto di sungai saat hujan karena sungai yang tadinya bersahabat bisa sebaliknya menelan korban. Seperti nama sungainya yaitu Kali GARANG. Suatu saat bisa menjadi benar-benar garang !!!


                                  

Ada bekas gorong-gorong di bawah jembatan, bisa jadi objek foto….mengapa tidak.



Nah sekarang kita masuk ke dalam Hutan Wisata Tinjomoyo. Setelah ditinggal penghuninya yaitu para binatang…he he. Tinjomoyo masih menyisakan pepohonan yang besar, rindang, sejuk, asri walaupun memang ada banyak sisa-sisa bangunan yang sudah menjadi puing-puing. Tinjomoyo menyediakan tempat untuk berkemah, berpetualang dengan motor cross, atau sekedar menikmati suasana yang lain.
Lihat foto-foto suasana Tinjomoyo mulai dari pintu masuk sampai ujung dekat dengan perumahan penduduk




Sekarang foto-foto yang ada di dalam hutan Tinjomoyo. Di mulut hutan kita di hadang oleh patung rusa yang sedang menyusui dan juga ada beberapa patung binatang lainnya seperti foto di bawah ini,








Selain suasanya hutan Tinjomoyo, di dekat lokasi ini ada jembatan gantung yang namanya JEMBATAN MERAH, namanya serupa dengan jembatan fenomenal di Surabaya, Tetapi yang ini jembatan merah yang lain yang letaknya di sebelah selatan lokasi Tinjomoyo.
Dari hutan Tinjomoyo, anda terus saja nanti akan sampai di perkampungan penduduk, perbatasan Tinjomoyo denganp perkampungan ada Makam, Di situ sudah ada pentunjuk arah sampai ke lokasi jembatan.


Foto diatas adalah suasana perkampungan sebelum ke lokasi Jembatan Merah
Ini ni…. Jembatan Merahnya.



Nah bagi yang belum pernah ke sini…..salah satu destinasi wisata yang cukup membuat suasana menjadi lebih segar. Apalagi jika kamu orang Semarang….masa belum pernah kesini.

Salam,

Rusman

Selasa, 21 Maret 2017

BANGUNAN  TUA SEMARANG #1

Semarang memiliki kawasan kota tua, salah satu tempat yang saya kunjungi adalah bangunan tua yang ada di pinggir jalan Bandarharjo Selatan. Lokasinya gampang dicari. Kalau dari arah Pasar Johar, kita menuju ke Jembatan Berok lalu belok kanan melewati Jl. Empu Tantular lurus terus nanti sampai di perlintasan kereta api, lewati saja …hati-hati. Setelah melewati rel kereta maju sedikit lalu belok kiri. Sudah sampai di Jalan Bandarharjo Selatan, disitulah letak bangunan yang saya maksud.




Maju sekitar 300 meter sebelah tengok kiri kita sudah bisa melihat bangunan tua itu dari jalan raya. Depan bangunan diberi pagar karena bangunan tua itu mudah roboh.




Sebenarnya bangunan ini tidak boleh dimasuki orang karena berbahaya, mudah roboh, saya melihat sebagian depan bangunan dan belakang bangunan komponennya sudah berjatuhan ke tanah.






Sekarang bagaimana dengan bagian dalamnya?
Ruang dalamnya wow luar biasa….bagus sekali, kelihatannya bangunan ini mempunyai 2 lantai dan atap bagian tengah dibuat tanpa penghalang dan dilengkapi dengan penerangan alam seperti halnya bangunan modern atau mall…..Pada jaman dahulu arsitek bangunan ini sudah piawai tentunya.
Saat saya mau masuk, saya agak ragu-ragu karena tempatnya tergenang air…bukan air rob tetapi genangan air hujan….jangan-jangan ada ularnya. Begitu masuk ke mulut pintu masuk….udaranya lebih dingin dan auranya mistis.
Silahkan nikmati foto-foto di dalam bangunan tua ini.




Dibawah ini adalah pintu masuknya….genangan airnya paling dalam.


Saya buru-buru keluar …takut kalau ada ular…..
Eh ……satu minggu kemudian saya datangi tempat itu lagi. Dan ternyata airnya sudah surut walaupun ada beberapa tempat yang masih tergenang. Kebetulan saya ketemu dengan penduduk yang rumahnya di belakang bangunan ini. Bapak tua ini bilang seringkali mendengar suara-suara asing saat melewati gedung ini ketika beliau ingin sholat subuh.


Didalam gedung tua ini banyak sekali burung seriti terbang lalu lalang….apa mungkin suaranya berasal dari kepakan saya burung ini ya…pikir saya.
Sekarang saya perlihatkan foto-foto lagi yang di dalam gedung ini dalam sudut yang lain…






Terakhir….andaikata bangunan ini dipugar pasti kemegahannya bisa dinikmati banyak orang. Walaupun bangunan ini sebenarnya warisan kota Semarang, tetapi kalau bentuknya seperti ini mungkin hanya beberapa orang saja yang berani masuk dan bisa menikmati sisa-sisa kemegahannya.

Salam,

Rusman 

Senin, 20 Maret 2017

CANDI TUGU
Kalau orang Semarang pasti tahu daerah tugu itu dimana? Tetapi kalau di daerah tugu itu ada candi, orang Semarang belum tentu tahu. Saya sendiri tahu ketika diberitahu teman lalu browsing di internet.
Orang semarang sudah terlanjur menyebut Watu Tugu sebagai Candi Tugu. Pada hal Candi Tugu  yang ada sekarang adalah bangunan tahun 80 an. Tidak tahu mengapa PT Jamin membangun Candi Tugu di samping Watu Tugu. Menurut penuturan Pak Pur dari Dinas Kebudayaan Propinsi Jawa Tengah, di zamannya pembangunan Candi Tugu sempat terjadi pro dan kontra, terutama dari kalangan akademis UNDIP  Semarang. Bagi kalangan akademis, pembangunan candi didalam zona inti situs Watu Tugu tidak diperbolehkan, karena akan menghalangi proses penelitian lanjut dan mengganggu keaslian situs.  Terlebih lagi jika dilihat dari bentuk Watu Tugu yang sekilas mirip dengan bentuk stupa candi, bisa diprediksi adanya kemungkinan bangunan candi  (dikutip dari https://canditugu.wordpress.com).


Letak Candi Tugu ini kalau dari Kota Semarang ke arah barat. Setelah sampai RSUD Tugu Rejo (sekarang namanya RSUD Dr. Adhyatma, MPH), maju sekitar 500 meter, kita sudah bisa melihat Candi Tugu ini dari jalan raya.


Terus kita menyeberang jalan, kalau pakai mobil atau motor harus memutar dahulu. Pintu masuk bisa dari dua arah yaitu Jl. Tugu Rejo RT 07 – RW 01 melewati perkampungan atau Jl. Tanah Putih II (bukan tanah putih Mrican) melalui kawasan pabrik. Dari jaran raya masuk sekitar 500 meter.


Tidak ada tiket masuk untuk kawasan ini alias gratis, karena gratis…..ya jadi kurang terawat…tetapi lumayan buat saya yang belum pernah kesini. Di tempat ini waktu itu banyak anak-anak sekolah yang sedang nongkrong.
Saya melihat ada dua pintu masuk, letak candi berada di atas bukit, kita bisa melihat pemandangan dari kawasan candi ini. Watu tugu juga berada dalam area yang sama.



Kawasan ini tidak ada yang jaga maupun penitipan mobil / motor, karena kita membawa sepeda maka kita pikul sepeda sampai ke atas.




Watu Candi mempunyai tulisan prasasti dan bentuknya menyerupai stupa Candi pada umumnya. Tingginya mungkin 5 meter. Batu ini yang peninggalan sejarah.


Sekarang saatnya memotret Candi Tugu. Candi ini adalah candi buatan seperti yang sudah diterangkan diatas…..lumayan bagus. Candi ini memiliki 4 sisi, 3 sisinya ada patung dan sisi sebelah timur adalah pintu masuk ke ruang candi.



Disebelah utara candi ada sebuah patung sapi yang mana sapi bagi umat hindu adalah hewan yang suci.


Sekarang saya perlihatkan foto Candi Tugu secara utuh.





Selanjutnya ….di sebelah selatan candi ada pohon maja yang mana buahnya seperti jeruk bali. Pohon maja ini juga banyak ditanam di Musem Trowulan di Mojokerto.  Mungkin yang menanam pohon ini mempunyai tujuan seperti yang sama.
Foto pohon maja …..


Demikianlah sekelumit tulisan saya mengenai Candi Tugu. Kalau belum pernah kesana kenapa tidak mencoba.

Salam,

Rusman