Minggu, 12 Februari 2017

CANDI NGEMPON DAN PEMANDIAN AIR PANAS


Bagi yang berdomisili di Kota Semarang, tidak usah jauh jauh untuk bepergian dengan keluarga dengan biaya murah meriah.
Candi NGEMPON, pemandian air panas DEREKAN , pemandian air panas DIWAK sekaligus air terjun GRENJENG bisa menjadi  tempat melepas penat di akhir minggu bersama keluarga.

Diantara kilometer 27 dan 28 dari Kota Semarang tepatnya di depan perusahaan teh SOSRO. Dari Semarang arahnya ke Ungaran terus melewati pasar Karangjati maju terus sampai di pabrik jamu Sido Muncul maju lagi arah kiri lihat panan nama. Saya ulangi tepatnya di seberang perusahaan teh SOSRO.



Beberapa ratus meter masuk gang ada gapura yang menyambut para tamu yang datang. Ikuti petunjuk jalan. Melewati tembok pagar pabrik jamu yang tinggi anda akan menghirup dan merasakan bau jamu yang seger. Hanya beberapa ratus meter dari situ saya berempat dengan istri dan 2 anak saya memarkir sepeda motor di area parkir dari tanah yang cukup luas. Di situ ada satu warung dan toilet.



Tempat yang akan kami singgahi yang pertama adalah pemandian air panas Diwak. Dari tempat parkir kita jalan kaki, jalannya menurun sekitar 200m dan sampailah kita di tempat tujuan.


 Ada beberapa warung dan juga tempat parkir khusus hanya sepeda motor. Karcis masuk Rp. 3.000/orang. Tempat pemandian ini dahulunya sawah dan letaknya di pinggir kali. Tempat ini dilengkapi dengan mushola kecil, loker , toilet dan tempat bilas air panas dan air dingin. Anda jangan membayangkan tempat ini wah. Tempatnya sederhana karena memang dikelola oleh warga sekitar. Mandinya ya sama sama seperti di kolam renang, jangan kaget kalau airnya coklat, coklat karena bercampur dengan belerang. Kalau menurutku suhu air sekitar 45o celcius. Dari pengamatan saya, yang mandi selain hanya ingin mandi saja tentunya tapi ada yang kepingin sembuh dari penyakit.

Apa Itu Belerang?
Belerang atau sulfur adalah unsur kimia table periodik yang memeiliki lambang S dan nomor atom 16. Belerang memang dapat membunuh kuman atau bakteri tertentu yang menyerang kulit. Akan tetapi tidak semua penyakit kulit bisa disembuhkan, hanya yang ringan saja.
Mineral dalam air pemandian ini diyakini memiliki efek positif dangan penyakit kulit, asma, neuralgia, arteiosklerosis, rematik dan efek detoksifikasi.



Habis mandi kami ke warung untuk ngopi, eh ternyata warungnya dilengkapi dengan karaoke ….gratis lagi….nyanyi dulu ah…..
Selanjutnya saya bersama anak saya yang laki-laki saya melanjutkan ke air terjun GRENJENG, istri dan anak yang satunya menunggu di warung. Kata pemilik warung jangan mandi di bawah air terjun karena tepat di bawah air terjun kolamnya dalam sekitar 2 meter dan katanya lagi banyak ikan lelenya, besar-besar lagi, anehnya tidak bisa di pancing…….percaya atau tidak silahkan dicoba sendiri. Tempat air terjun sebenarnya tidak jauh dari pemandian Diwak ini hanya sekitar 300mm, jalan menuju kesana belum ada akses hanya lewat kebun milik petani dan harus nyebrang ke sungai karena kondisi geografisnya begitu. Sepi ……waktu itu hanya saya dan anak saya saja yang kesitu….mungkin masih pagi …..jepret-jepret beberapa pose lalu kita kembali….. Ada kejadian aneh disitu, ketika kami mau meninggalkan air terjun sandal yang dipakai anak saya hanya tinggal satu padahal tadinya komplit sepasang dan benar-benar diletakkan di atas pasir tidak dekat dengan air yang mengalir….tidak ada orang lain lagi, bergegas kita meninggalkan air terjun.


Destinasi kedua yaitu ke Pemandian DEREKAN dan sekaligus CADI NGEMPON karena memang satu area. Jaraknya 2 km dari Pemandian DIWAK. Lagi-lagi ikuti petunjuk arah. Di sini tempatnya lebih luas , bahkan ada beberapa kolam. Salah satu kolam airnya jernih dan lainnya coklat seperti yang sudah saya ceritakan tadi. Kolam yang jernih airnya dipisah menjadi dua yaitu untuk laki-laki dan perempuan dan ada kolam yang istemewa karena kolam ini adalah situs peninggalan purbakala. Jadi kalau saudara berendam disitu saudara bisa merasakan dengan membayangkan jika itu terjadi pada masa Hindu dulu.




Untuk bisa berendam dikolam itu silahkan anda membayar hanya Rp 3.000 saja. Ngomong-ngomong dengan penjaga kolam, penjaga bercerita kalau disini  ada sebuah batu istimewa namanya BATU KURSI yang konon batu ini pernah dipakai oleh presiden kita yang kedua Bapak Soeharto untuk bersemedi. Ini ni gambar batunya (lihat gambar di bawah)…seperti kursi kan. Letaknya dipinggir sungai dan tidak terbawa arus karena memang cukup besar.


Penjaga bilang warung warung disini juga menyewakan sarung dan celana pendek. Pembaca yang budiman warung-warung disini juga menyediakan sarung dan celana pendek.






Nih saya perlihatkan batu yang di dasar pemandian…warnanya kuning karena belerang.



Tempat ini buka 24 jam non stop karena justru yang berendam di malam hari lehih banyak, cukup masuk akan karena hawanya yang sejuk trus mandi air hangat cocok…cocok sekali.
Lalu saya melanjutkan ke candi NGEMPON yang tidak jauh letaknya dari pemandian, kelihatan dari pemandian. Melewati jembatan besi warna biru kami menyeberang, sampailah kita ke candi ini. Candi ini bersih dan terawat. Saya amati candi ini sudah dipungar dan ada beberapa bagian yang diganti dengan batu lava. Rumputnya hijau dan rapi. Acungi jempol deh buat yang merawat situs ini. Kami sempatkan untuk berfoto………..kebetulan penjaga candi tidak ada, jadi tidak ada yang kami tanyai.








Kita harus melewati persawahan sebelum sampai ke candi dan candi ini berada beberapa ratus meter dari bibir sungai. Saya meyakini kalau candi ini ada hubungannya dengan situs pemandian.

Sejarah Candi Ngempon Kabupaten Semarang
Candi Ngempon awalnya ditemukan secara tidak sengaja oleh petani yang bernama Kasri pada tahun 1952. Saat itu Kasri sedang mencangkul bersama kakeknya disawah. Awalnya Kasri hanya menemukan sebuah batu Andesit yang polos dan memiliki ukuran 40m2 tetapi setiap kali melanjutkan dalam mencangkulnya batu-batu Andesit polos semakin banyak lagi ditemukan.

Candi Ngempon memiliki 9 candi namun yang sudah di rekonstruksi oleh pemerintah daerah setempat hanya 4 candi saja. Besar ukuran dari candi-candi tersebut sepintas tampak sama dan hanya satu candi saja yang berukuran lebih besar.
Diyakini disekitar area Candi Ngempon dahulu kala merupakan tempat sebagai pusat penggemblengan para kasta Barahmana yang dididik untuk menjadi sebagai seorang Mpuatau Empu baik dalam bidang olah kanuragan, sastra budaya maupun dalam bidang kerohanian. Karena menilik dari sejarah yang ada maka 9 Candi tersebut dikenal masyarakat dengan sebutan “Ngempon” yang berasal dari kata Empu atau Ngempu.

Sebelum pulang kami sempatkan berfoto di sungai,  airnya tidak sedang banjir  dan batunya besar-besar menambah keindahan lokasi ini.



Sekarang saatnya pulang…………

Salam,

rusman

Tidak ada komentar:

Posting Komentar