SELAMAT TINGGAL
KACAMATA BACAKU
Saat itu saya sedang melihat lihat barang barang antik di
rumahnya Pak Wid yang rumahnya di daerah
Purwogondo Semarang. Kalau yang suka barang antik di wilayah Semarang biasanya
kenal dengan sosok yang satu ini.
Saya tertarik dan amati salah satu barang antik miliknya.
Saya pegang dan putar putar barang itu, ada tulisan kecil, ketika saya membacanya
…aduh ternyata tulisannya buram. Pak Wid ini tulisannya apa sih?. Pak Wid tidak
menjawab malah menyodorkan saya sebuah kacamata. Wow amazing terang benderang tulisan itu dengan
jelas bisa saya baca. Degan santainya Pak Wid berseloroh dengan bahasa
jawa…..njenegan wong sampun patang puluh ya mesti kudu nganggo kacamata, itulah
kata yang keluar dari mulut Pak Wid sambil beliaunya tersenyum. Itulah pertama
kalinya saya mencoba kacamata.
Ya benar saat itu usia saya 41 tahun, berarti kejadian itu
di tahun 2006. Selang beberapa waktu saya pergi ke pasar Johar atas untuk
membeli kacamata plus (kacamata baca). Penjaga toko kacamata bilang usia bapak
berapa ? saya jawab 41 tahun……eh penjaga toko itu langsung memberikan kacamata
tanpa memeriksa saya, ini pak dicoba…sambil dia menyorkan surat kabar dan
menunjukkan artikel yang tulisannnya kecil…..ya benar tulisannya jadi terang,
jelas, tajam dan lebih hitam. Biasanya kalau seusia bapakkacamata plusnya ½ nanti dengan bertambahnya usia akan
bertambah pula angka.
Hari berganti hari dan akhirnya berganti tahun, menginjak
tahun berikutnya di usia saya 42 tahun
saya mau tidak mau harus memakai
kacamata, kebetulan saya sering mengoperasikan komputer. Kacamata seakan sudah
menjadi teman sehidup semati. Setiap hari harus membawa kacamata. Kacamata
menjadi kawan setia yang harus saya bawa
kemana -mana…repot.
Benar apa yang dikatakan oleh penjaga toko kacamata dahulu,
semakin umur bertambah nilai plus kacamata bertambah sampai saya memakai yang
terakhir adalah plus 1-1/2 .
Pembaca yang budiman saya rutin meminum jus worter + umbi bit + apel tetapi BELUM BISA MENJADIKAN MATA SAYA NORMAL. Hanya pagi saja saya minum
jus, tetapi saya makan makanan lain yang tidak sehat setelah itu.
Akhirnya di tahun 2010 bulannya saya lupa, saya berkeinginan
untuk sungguh- sungguh merubah pola makan dan tidambah dengan olah raga, tujuan
utamanya untuk MENJAGA KESEHATAN.
Pagi setelah bangun tidur minum 1
gelas air hangat + 2 jeruk nipis tanpa gula. Selang beberapa waktu saya minum
jus seperti telah saya sebutkan diatas, jus ini sarapan pagi saya. Sekitar jam
9 pagi makan buah (buah apa saja). Makanan utama saya 2 kali sehari, yaitu
siang dan sore/malam yaitu nasi + sayur banyak + lauk ( nasi, seringnya nasi
merah dan kadang saya ganti dengan jagung atau kentang atau yang lainnya),
porsi sayur pokoknya lebih banyak dari nasi terkadang bisa 2 atau 3 x lipat daripada
nasi, sedangkan lauk secukupnya. Terkadang saya tidak makan di sore hari/malam
jika isi perut masih terasa agak berisi. Jeda makan siang dan makan malam kalau
lapar saya makan buah lagi. Malam kalau masih lapar buah lagi. Makan buah
kadang saya ganti dengan jus sayur murni ½ gelas atau 100cc ( tanpa
tambahan air dan tanpa pemanis).
Maaf pembaca tidak saya pungkiri terkadang saya juga masih
makan yang tidak sehat . Yang namanya kepingin itu namanya manusiawi he he
(membenarkan diri sendiri) , tetapi saat itu situasinya insidental atau ketika
menghadiri resepsi pernikahan…ini kesempatan…yang penting kita bisa membatasi
daripada menelan air ludah.
Kurang lebih 2 tahun saya melakukan diet tersebut diatas dan
alhasil saya mendapatkan manfaatnya, Tuhan melihat apa yang saya lakukan dan
memberi nikmat yang berlipat ganda seperti:
-
Tidak mudah sakit yang biasanya kalau lagi musim
batuk pilek pasti saya ikut terjangkit, atau penyakit ringan lainnya seperti
meriang, masuk angin, badan panas dingin jarang saya rasakan lagi.
-
Tidak Mudah Lelah.
-
Hasil ikutan lainnya yang tidak saya duga adalah
berat badan turun dari 75 kg menjadi 60 kg. Padahal sebelumnya saya pernah
konsentrasi ingin menurunkan berat badan
dengan cara lain tidak pernah berhasil.
-
Nah yang saya ceritakan di awal yaitu saya harus
pakai kacamata ketika membaca menjadi tanpa kaca mata. LUAR BIASA inilah
kedahsyatan sayur dan buah dan tentunya
atas kehendak Allah. Sampai saya
menulis artikel ini usia saya sudah 52 tahun saya sudah jarang memakai kacamata
baca. Kacamata baca sesekali saya perlukan jika mengamati barang yang sangat
kecil, detail atau kurang sinar.
Saking bahagianya, saya menulis pengalaman ini agar bisa
dibaca dan bisa bermanfaat bagi banyak
orang.
Salam Sehat
Rusman
Tidak ada komentar:
Posting Komentar