Minggu, 05 Februari 2017

SELAMAT  TINGGAL  KACAMATA BACAKU

Saat itu saya sedang melihat lihat barang barang antik di rumahnya  Pak Wid yang rumahnya di daerah Purwogondo Semarang. Kalau yang suka barang antik di wilayah Semarang biasanya kenal dengan sosok yang satu ini.
Saya tertarik dan amati salah satu barang antik miliknya. Saya pegang dan putar putar barang itu, ada tulisan kecil, ketika saya membacanya …aduh ternyata tulisannya buram. Pak Wid ini tulisannya apa sih?. Pak Wid tidak menjawab malah menyodorkan saya sebuah kacamata. Wow  amazing terang benderang tulisan itu dengan jelas bisa saya baca. Degan santainya Pak Wid berseloroh dengan bahasa jawa…..njenegan wong sampun patang puluh ya mesti kudu nganggo kacamata, itulah kata yang keluar dari mulut Pak Wid sambil beliaunya tersenyum. Itulah pertama kalinya saya mencoba kacamata.


Ya benar saat itu usia saya 41 tahun, berarti kejadian itu di tahun 2006. Selang beberapa waktu saya pergi ke pasar Johar atas untuk membeli kacamata plus (kacamata baca). Penjaga toko kacamata bilang usia bapak berapa ? saya jawab 41 tahun……eh penjaga toko itu langsung memberikan kacamata tanpa memeriksa saya, ini pak dicoba…sambil dia menyorkan surat kabar dan menunjukkan artikel yang tulisannnya kecil…..ya benar tulisannya jadi terang, jelas, tajam dan lebih hitam. Biasanya kalau seusia bapakkacamata  plusnya ½ nanti dengan bertambahnya usia akan bertambah pula angka.
Hari berganti hari dan akhirnya berganti tahun, menginjak tahun berikutnya  di usia saya 42 tahun saya mau tidak mau harus  memakai kacamata, kebetulan saya sering  mengoperasikan komputer. Kacamata seakan sudah menjadi teman sehidup semati. Setiap hari harus membawa kacamata. Kacamata menjadi kawan setia  yang harus saya bawa kemana -mana…repot.
Benar apa yang dikatakan oleh penjaga toko kacamata dahulu, semakin umur bertambah nilai plus kacamata bertambah sampai saya memakai yang terakhir adalah plus 1-1/2 .
Pembaca yang budiman saya rutin meminum jus worter + umbi bit + apel tetapi BELUM BISA MENJADIKAN  MATA SAYA NORMAL. Hanya pagi saja saya minum jus, tetapi saya makan makanan lain yang tidak sehat setelah itu.


Akhirnya di tahun 2010 bulannya saya lupa, saya berkeinginan untuk sungguh- sungguh merubah pola makan dan tidambah dengan olah raga, tujuan utamanya untuk MENJAGA KESEHATAN.



Pagi setelah bangun tidur minum 1 gelas air hangat + 2 jeruk nipis tanpa gula. Selang beberapa waktu saya minum jus seperti telah saya sebutkan diatas, jus ini sarapan pagi saya. Sekitar jam 9 pagi makan buah (buah apa saja). Makanan utama saya 2 kali sehari, yaitu siang dan sore/malam yaitu nasi + sayur banyak + lauk ( nasi, seringnya nasi merah dan kadang saya ganti dengan jagung atau kentang atau yang lainnya), porsi sayur pokoknya lebih banyak dari nasi terkadang bisa 2 atau 3 x lipat daripada nasi, sedangkan lauk secukupnya. Terkadang saya tidak makan di sore hari/malam jika isi perut masih terasa agak berisi. Jeda makan siang dan makan malam kalau lapar saya makan buah lagi. Malam kalau masih lapar buah lagi. Makan buah kadang saya ganti dengan jus sayur murni ½ gelas atau 100cc ( tanpa tambahan air dan tanpa pemanis).

Maaf pembaca tidak saya pungkiri terkadang saya juga masih makan yang tidak sehat . Yang namanya kepingin itu namanya manusiawi he he (membenarkan diri sendiri) , tetapi saat itu situasinya insidental atau ketika menghadiri resepsi pernikahan…ini kesempatan…yang penting kita bisa membatasi daripada menelan air ludah.

Kurang lebih 2 tahun saya melakukan diet tersebut diatas dan alhasil saya mendapatkan manfaatnya, Tuhan melihat apa yang saya lakukan dan memberi nikmat yang berlipat ganda seperti:

-          Tidak mudah sakit yang biasanya kalau lagi musim batuk pilek pasti saya ikut terjangkit, atau penyakit ringan lainnya seperti meriang, masuk angin, badan panas dingin jarang saya rasakan lagi.
-          Tidak Mudah Lelah.

-          Hasil ikutan lainnya yang tidak saya duga adalah berat badan turun dari 75 kg menjadi 60 kg. Padahal sebelumnya saya pernah konsentrasi ingin menurunkan berat badan  dengan cara lain tidak pernah berhasil.


-          Nah yang saya ceritakan di awal yaitu saya harus pakai kacamata ketika membaca menjadi tanpa kaca mata. LUAR BIASA inilah kedahsyatan sayur dan buah dan tentunya  atas kehendak Allah.  Sampai saya menulis artikel ini usia saya sudah 52 tahun saya sudah jarang memakai kacamata baca. Kacamata baca sesekali saya perlukan jika mengamati barang yang sangat kecil, detail atau kurang sinar.



Saking bahagianya, saya menulis pengalaman ini agar bisa dibaca dan bisa bermanfaat bagi banyak  orang.

Salam Sehat

Rusman

Tidak ada komentar:

Posting Komentar